POLITIK
3 menit membaca
Netanyahu kecam Macron atas rencana pengakuan negara Palestina
Netanyahu mengatakan Macron "sangat keliru" untuk mempromosikan pengakuan Palestina, dengan mengklaim bahwa tujuan negara Palestina adalah menghancurkan Israel.
Netanyahu kecam Macron atas rencana pengakuan negara Palestina
Prancis telah lama memperjuangkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina. / TRT Global
15 April 2025

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron terkait rencananya untuk mengakui negara Palestina.

"Presiden Macron sangat keliru dengan terus mendorong gagasan negara Palestina di jantung tanah kami—sebuah negara yang satu-satunya aspirasinya adalah menghancurkan Israel," kata Netanyahu dalam pernyataan resmi pada Minggu.

Komentar ini merupakan tanggapan atas pernyataan Macron sebelumnya pekan ini, di mana ia mengatakan bahwa Prancis bisa mengakui negara Palestina dalam beberapa bulan ke depan.

"Kami tidak akan mempertaruhkan keberadaan kami demi sebuah ilusi yang terputus dari realitas. Kami juga tidak akan menerima ceramah moral soal pembentukan negara Palestina yang akan mengancam keberlangsungan Israel—terutama dari pihak yang sendiri menolak memberikan kemerdekaan kepada Korsika, Kaledonia Baru, Guyana Prancis, dan wilayah lainnya, yang kemerdekaannya sama sekali tidak akan mengancam Prancis," lanjut Netanyahu.

Komentar ini sejalan dengan unggahan putranya, Yair Netanyahu, yang juga mengkritik Macron melalui platform X.

“Persetan denganmu!” tulis Yair dalam bahasa Inggris pada Sabtu malam. “Ya untuk kemerdekaan Kaledonia Baru! Ya untuk kemerdekaan Polinesia Prancis! Ya untuk kemerdekaan Korsika! Ya untuk kemerdekaan Negara Basque! Ya untuk kemerdekaan Guyana Prancis!” tambahnya, meskipun tampaknya ia salah mengidentifikasi status Guyana Prancis.

Sementara itu, Macron dalam pernyataannya di X menegaskan: “Saya mendukung hak sah rakyat Palestina untuk memiliki negara dan hidup damai, seperti halnya saya mendukung hak rakyat Israel untuk hidup dalam damai dan aman, dengan pengakuan dari para tetangga mereka.”

TRT Global - Israel mengecam rencana Prancis untuk mengakui Palestina

Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengklaim bahwa Palestina adalah negara fiktif, mengatakan bahwa pengakuan apa pun terhadapnya akan menjadi "hadiah bagi terorisme."

🔗

Menuju pengakuan

Dalam wawancara dengan saluran France 5 yang disiarkan Rabu lalu, Macron menyatakan bahwa Prancis mungkin akan mengambil langkah pengakuan tersebut dalam konferensi PBB di New York pada bulan Juni, dengan harapan langkah itu bisa memicu pengakuan timbal balik terhadap Israel oleh negara-negara Arab.

"Kita harus bergerak menuju pengakuan, dan kami akan melakukannya dalam beberapa bulan ke depan," kata Macron. "Saya akan melakukannya karena saya percaya ini akan menjadi langkah yang tepat pada waktunya, dan karena saya ingin berkontribusi dalam dinamika kolektif—yang memungkinkan negara-negara pendukung Palestina untuk, pada akhirnya, juga mengakui Israel, yang belum mereka lakukan."

Pernyataan itu menuai kritik dari kelompok kanan di Prancis, hingga Macron memperjelas maksudnya pada Jumat.

Hubungan antara Israel dan Prancis memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

Prancis sejak lama mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.

Namun, pengakuan resmi dari Paris terhadap Palestina akan menjadi perubahan kebijakan besar dan bisa memperburuk ketegangan dengan Israel, yang menyatakan bahwa langkah seperti itu terlalu dini.

Jika benar terjadi, Prancis akan menjadi salah satu negara besar Eropa pertama yang mengakui Palestina—sebuah langkah yang selama ini juga ditolak oleh Amerika Serikat. Hamas menyambut baik pernyataan Macron.

Saat ini, hampir 150 negara telah mengakui negara Palestina.

Pada Mei lalu, Irlandia, Norwegia, dan Spanyol menyatakan pengakuan mereka, disusul Slovenia pada bulan Juni. Langkah-langkah ini sebagian besar dipicu oleh kecaman terhadap serangan Israel di Gaza yang terkepung.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us