Mengapa chip AI terbaru Huawei membuat Amerika gelisah?
BISNIS DAN TEKNOLOGI
4 menit membaca
Mengapa chip AI terbaru Huawei membuat Amerika gelisah?Proyek chip AI terbaru Huawei terus berjalan di tengah memanasnya ketegangan tarif antara Washington dan Beijing. Apakah China akhirnya menemukan celah untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada teknologi Amerika dalam persaingan chip global?
Huawei berharap chip AI Ascend terbarunya akan mengungguli H100 milik Nvidia, dengan sampel pertama diharapkan tersedia pada akhir Mei. / Reuters
30 April 2025

Huawei Technologies tengah bersiap menguji prosesor kecerdasan buatan (AI) tercanggihnya sejauh ini, dalam upaya menghadirkan alternatif lokal untuk chip kelas atas buatan raksasa teknologi Amerika, Nvidia.

Chip terbaru yang diberi nama Ascend 910D itu memang masih dalam tahap pengembangan. Namun, kehadirannya sudah mulai mencuri perhatian di kalangan industri teknologi China—dan bahkan menarik minat dari luar negeri.

Huawei dilaporkan telah mulai menggandeng sejumlah perusahaan dalam negeri untuk menguji performa chip tersebut, yang digadang-gadang menjadi pesaing langsung Nvidia H100, salah satu chip AI paling kuat di dunia saat ini.

Larangan ekspor dari pemerintah AS membuat Nvidia tak lagi bisa mengirim chip-chip kelas atasnya ke China, sebagai bagian dari strategi Washington untuk memperlambat laju kebangkitan teknologi Beijing.

Namun, sebagian pengamat menilai langkah itu justru bisa menjadi bumerang.

Dylan Patel, analis utama di SemiAnalysis, menyebut kebijakan pembatasan ekspor chip AS ke China sebagai langkah yang "terlalu sempit dan tidak visioner."

Eksekutif Huawei berharap chip 910D dapat mengungguli H100 di beberapa area. Meskipun perusahaan-perusahaan yang menguji versi awal chip ini belum sepenuhnya memverifikasi kemampuannya, batch sampel pertama diperkirakan akan tersedia pada akhir Mei.

"Ini adalah perkembangan penting, karena sebelumnya perusahaan-perusahaan China harus menggunakan chip Nvidia untuk melatih dan menjalankan model-model mereka dalam skala besar," kata AJ Kourabi dari SemiAnalysis.

Pilihan domestik yang layak memungkinkan perusahaan untuk memiliki kemandirian operasional, yang dianggap sebagai “ancaman potensial” karena bisa memungkinkan perusahaan-perusahaan China mengejar ketertinggalan dari perusahaan-perusahaan Amerika, tambah Kourabi.

Kemampuan Huawei untuk terus maju meski ada pembatasan telah menarik perhatian di sektor lainnya. Pada akhir tahun lalu, Huawei membuat kejutan dengan meluncurkan seri smartphone Mate 70. Ponsel ini dilengkapi dengan chip HiSilicon canggih, setelah peluncuran sukses Mate 60 Pro pada 2023 yang menggunakan prosesor Kirin 9000s.

Perubahan ini mengejutkan banyak pengamat industri, yang sebelumnya berasumsi bahwa pembatasan Washington terhadap penjualan chip akan sangat menghambat ambisi perangkat keras Huawei. Namun, perkembangan terbaru telah mengubah pandangan itu, dan kepercayaan pada kemampuan Huawei untuk menantang pemimpin teknologi global kini tidak lagi terbatas di China saja.

Bulan lalu, Jensen Huang, pendiri Nvidia yang juga berkewarganegaraan Taiwan-Amerika, menyebut Huawei sebagai “perusahaan teknologi paling tangguh di China.”

"Mereka telah menguasai setiap pasar yang mereka masuki," katanya. Huang juga mengkritik upaya yang dipimpin AS untuk membatasi perusahaan tersebut, yang menurutnya “dijalankan dengan buruk” mengingat kesuksesan Huawei yang terus berlanjut.

Pernyataan Huang menjadi semakin penting mengingat bahwa China diperkirakan menyumbang sekitar 20 hingga 25 persen dari pendapatan tahunan Nvidia, menurut analis teknologi Grace Shao.

Jika perusahaan-perusahaan China mulai beralih dengan tegas ke alternatif domestik seperti Huawei, dampaknya mungkin tidak hanya terasa dalam konteks geopolitik, tetapi juga pada laporan keuangan raksasa teknologi Amerika.

Ekosistem AI Mandiri?

Meski beroperasi di bawah pembatasan ketat dari AS yang bertujuan membatasi akses Huawei ke teknologi dan pasar utama, perusahaan yang berbasis di Shenzhen ini telah membuat kemajuan yang signifikan.

Huawei dilaporkan kini menguasai lebih dari tiga perempat dari total chip AI yang diproduksi di China.

"Saat larangan chip mulai diberlakukan, perusahaan AI China mulai membeli dan menimbun persediaan. Namun, peluncuran Ascend 910B dan kemudian 910C oleh Huawei benar-benar mengguncang ekosistem di China dan muncul sebagai alternatif paling layak untuk chip A100 dari Nvidia yang sangat dicari," kata Shao.

Chip AI Huawei sebelumnya diproduksi oleh Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) di China. Chip-chip tersebut menggunakan teknologi 7-nanometer, yang kurang canggih dibandingkan dengan teknologi 4 nm yang digunakan oleh TSMC dan Samsung.

Namun, meskipun demikian, chip-chip ini tetap menunjukkan peningkatan yang signifikan. Jumlah chip berkualitas yang dapat diproduksi telah meningkat dari sekitar 20 persen menjadi hampir 40 persen. Kenaikan ini menunjukkan bahwa SMIC telah meningkatkan efisiensinya dan mengurangi pemborosan, yang merupakan metrik kinerja utama. Selain itu, kemajuan ini sejalan dengan upaya jangka panjang Beijing untuk mengembangkan chip domestik, yang menurut para ahli merupakan bagian dari strategi nasional yang sudah ada jauh sebelum sanksi diterapkan.

"China sudah lama tertarik untuk mengembangkan kemampuan lokal," kata Kourabi kepada TRT World.

"Mereka selalu tertarik untuk melakukan ini."

Kontrol ekspor dari AS, lanjutnya, mungkin telah mempercepat urgensinya, tetapi bukan satu-satunya faktor yang mendorong dorongan untuk produksi lokal.

Kourabi mengatakan ada potensi terjadinya perubahan transformasional dalam lanskap AI China, seiring Huawei meningkatkan kemampuannya untuk menciptakan “ekosistem AI mandiri” di dalam negeri.

Dalam sebuah pertemuan dengan Presiden Xi Jinping, pendiri Huawei Ren Zhengfei merenungkan sejauh mana China telah berkembang, mengatakan bahwa negara itu kini tidak lagi merasa "kekurangan inti dan jiwa."

Ungkapan ini, yang pertama kali digunakan pada 1999, menggambarkan ketergantungan China pada teknologi Barat, di mana “inti” merujuk pada semikonduktor dan “jiwa” pada sistem operasi.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us