Baidu, mesin pencari terbesar asal China, telah mengajukan paten kepada Administrasi Kekayaan Intelektual Nasional China untuk sistem yang dapat mengubah vokalisasi hewan menjadi bahasa manusia, menurut dokumen paten yang diterbitkan minggu ini.
Para ilmuwan telah lama berusaha untuk memecahkan kode komunikasi hewan, dan dengan paten Baidu ini merupakan upaya terbaru untuk memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) dalam melakukannya.
Dokumen tersebut menyebutkan bahwa sistem ini akan mengumpulkan data hewan, termasuk suara vokal, pola perilaku, dan sinyal fisiologis, yang akan diproses terlebih dahulu dan digabungkan sebelum dianalisis menggunakan AI untuk mengenali keadaan emosional hewan.
Keadaan emosional tersebut kemudian akan dipetakan ke dalam makna semantik dan diterjemahkan ke dalam bahasa manusia.
Sistem ini dapat memungkinkan "komunikasi emosional yang lebih dalam dan pemahaman antara hewan dan manusia, meningkatkan akurasi dan efisiensi komunikasi lintas spesies," kata Baidu dalam dokumen patennya.
"Ada banyak minat terhadap pengajuan aplikasi paten kami," kata juru bicara Baidu ketika ditanya seberapa cepat perusahaan dapat mengubah paten tersebut menjadi produk.
"Saat ini, sistem ini masih berada dalam tahap penelitian," tambahnya.
Pengujian di Dunia Nyata
Baidu adalah salah satu perusahaan besar China pertama yang berinvestasi besar-besaran dalam AI setelah peluncuran ChatGPT oleh OpenAI pada tahun 2022.
Bulan lalu, Baidu meluncurkan model AI terbarunya, Ernie 4.5 Turbo, yang diklaim mampu menyamai standar terbaik industri dalam beberapa uji benchmark. Namun, chatbot Ernie masih menghadapi tantangan untuk mendapatkan perhatian di tengah persaingan ketat.
Sejumlah upaya juga sedang dilakukan di luar China untuk mencoba memahami apa yang ingin disampaikan oleh hewan.
Para peneliti internasional di Project CETI (Cetacean Translation Initiative) telah menggunakan analisis statistik dan AI sejak tahun 2020 untuk memahami bagaimana paus sperma berkomunikasi, sementara Earth Species Project, sebuah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2017 dan didukung oleh Reid Hoffman dari LinkedIn, juga berupaya menggunakan AI untuk memecahkan kode komunikasi hewan.
Laporan media lokal tentang pengajuan paten Baidu memicu diskusi di platform media sosial China pada Rabu malam.
Sementara beberapa orang antusias dengan kemungkinan untuk lebih memahami hewan peliharaan mereka di masa depan, yang lain tetap skeptis.
"Meskipun terdengar mengesankan, kita perlu melihat bagaimana kinerjanya dalam aplikasi dunia nyata," komentar seorang pengguna di Weibo.