DUNIA
3 menit membaca
Siapakah Paus Leo XIV?
Robert Francis Prevost, kardinal kelahiran Chicago yang memiliki akar misi yang kuat di Peru, resmi menjadi Paus asal Amerika pertama. Ia membawa kepemimpinan khas Vatikan serta reputasi sebagai tokoh pemersatu ke dalam kepausannya.
Siapakah Paus Leo XIV?
Uskup Agung-Uskup emeritus Chiclayo, Peru yang berusia 69 tahun, diangkat menjadi kardinal oleh Fransiskus pada tahun 2023 setelah diangkat menjadi prefek departemen tersebut. / AP
9 Mei 2025

Robert Francis Prevost, Paus pertama asal Amerika Serikat, memiliki rekam jejak panjang dalam misi pelayanan di Peru, sekaligus pemahaman mendalam tentang dinamika internal Gereja Katolik.

Paus baru yang mengambil nama Leo XIV ini merupakan putra asli Chicago. Ia pernah dipercaya oleh pendahulunya, Paus Fransiskus, untuk memimpin Dikasteri untuk Para Uskup—badan berpengaruh di Vatikan yang bertugas memberi nasihat kepada Paus dalam pengangkatan para uskup baru.

Kepercayaan besar dari Paus Fransiskus mencerminkan dedikasi Prevost selama menjalankan misi di Peru, terutama di wilayah-wilayah pinggiran yang kerap diabaikan dan menjadi perhatian utama Fransiskus. Prevost juga dikenal luas sebagai sosok pemersatu dan moderat di lingkungan Kuria Roma.

Uskup Agung Emeritus Chiclayo, Peru, yang kini berusia 69 tahun ini diangkat menjadi kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2023, menyusul penunjukannya sebagai prefek dikasteri—salah satu jabatan strategis di Vatikan yang memperkenalkannya pada para tokoh utama dalam Gereja.

Para pengamat Vatikan sejak awal menyebut Prevost sebagai kandidat terkuat dari antara para kardinal Amerika untuk menduduki takhta kepausan, berkat pendekatannya yang pastoral, pandangan global, dan kemampuannya menavigasi birokrasi pusat Gereja.

Surat kabar Italia La Repubblica bahkan menjulukinya sebagai “orang Amerika yang paling tidak Amerika,” merujuk pada kepribadiannya yang lembut dan penuh kehati-hatian.

Landasan kuatnya dalam hukum kanon juga menjadi nilai tambah, terutama bagi para kardinal konservatif yang menginginkan fokus lebih besar pada aspek teologis Gereja.

‘Tak bisa mundur’

Pasca wafatnya Paus Fransiskus, Robert Francis Prevost menegaskan bahwa masih banyak pekerjaan Gereja yang harus diselesaikan.

“Kita tidak bisa berhenti, kita tidak bisa mundur. Kita harus melihat bagaimana Roh Kudus menghendaki Gereja hadir hari ini dan di masa depan, karena dunia saat ini—tempat Gereja hidup—sudah sangat berbeda dari dunia sepuluh atau dua puluh tahun lalu,” ujarnya kepada Vatican News bulan lalu.

“Pesannya selalu sama: wartakan Yesus Kristus, wartakan Injil. Tapi cara menjangkau masyarakat saat ini, generasi muda, kaum miskin, para politisi—itu semua butuh pendekatan yang berbeda,” tambahnya.

Lahir pada 14 September 1955 di Chicago, Prevost memulai perjalanan imamatnya di seminari kecil Ordo Santo Agustinus di St. Louis, lalu melanjutkan pendidikan di Universitas Villanova—lembaga pendidikan Agustinian di Philadelphia—dan meraih gelar sarjana matematika.

Ia kemudian memperoleh gelar magister teologi dari Catholic Theological Union di Chicago pada tahun 1982, serta gelar doktor hukum kanon di Roma. Menguasai banyak bahasa, Prevost bergabung dengan komunitas Agustinian di Peru pada 1985, memulai misi yang berlangsung selama satu dekade.

Setelah kembali ke Chicago pada 1999, ia diangkat menjadi prior provinsial Agustinian untuk wilayah Midwest Amerika Serikat, dan kemudian menjabat sebagai prior jenderal ordo tersebut secara global.

Namun pada 2014, Prevost kembali ke Peru saat ditunjuk oleh Paus Fransiskus sebagai administrator apostolik Keuskupan Chiclayo di wilayah utara negara itu.

Hampir sepuluh tahun kemudian, pada 2023, ia ditunjuk sebagai kepala Dikasteri untuk Para Uskup, menggantikan Kardinal Marc Ouellet dari Kanada yang mengundurkan diri karena usia, menyusul tuduhan pelecehan seksual yang kemudian dibatalkan oleh Vatikan karena kurangnya bukti.

Selain jabatannya di dikasteri, Prevost juga menjabat sebagai Presiden Komisi Kepausan untuk Amerika Latin.

SUMBER:TRT World and Agencies
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us