DUNIA
3 menit membaca
Pakistan unjuk kekuatan militer lewat uji coba rudal kedua di tengah ketegangan dengan India
Pakistan melakukan dua kali uji coba rudal saat ketegangan dengan India meningkat akibat konflik di Kashmir. Langkah tersebut memicu latihan militer darurat serta seruan internasional untuk meredakan situasi.
Pakistan unjuk kekuatan militer lewat uji coba rudal kedua di tengah ketegangan dengan India
Tekanan internasional meningkat untuk meredakan ketegangan antara Pakistan dan India yang bersenjata nuklir. / AFP
6 Mei 2025

Militer Pakistan mengumumkan pada Senin bahwa mereka telah melakukan uji coba rudal dengan jarak jangkau 120 kilometer (75 mil), yang merupakan peluncuran kedua dalam dua hari terakhir, di tengah meningkatnya ketegangan dengan India terkait sengketa Kashmir.

New Delhi menuduh Islamabad mendalangi serangan mematikan terhadap wisatawan di Kashmir yang dikelola India bulan lalu, yang memicu ketegangan baru antara kedua negara yang sama-sama memiliki senjata nuklir tersebut.

“Peluncuran ini bertujuan untuk memastikan kesiapan operasional pasukan serta memvalidasi parameter teknis utama, termasuk sistem navigasi canggih pada rudal dan peningkatan akurasi,” kata militer Pakistan dalam sebuah pernyataan.

Pada hari Sabtu, militer Pakistan juga mengumumkan bahwa mereka telah menguji rudal permukaan-ke-permukaan dengan jarak jangkau 450 kilometer (280 mil).

Namun, pihak militer tidak mengungkapkan lokasi uji coba tersebut.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menyatakan kepuasannya terhadap "kesiapan penuh militer untuk pertahanan nasional."

“Peluncuran latihan yang sukses ini jelas menunjukkan bahwa pertahanan Pakistan berada di tangan yang kuat,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.

Serangan yang hampir terjadi

Peluncuran latihan rudal ini dilakukan setelah Perdana Menteri India, Narendra Modi, menyatakan bahwa ia telah memberikan "kebebasan operasional penuh" kepada militer India untuk merespons serangan 22 April di Pahalgam yang menewaskan 26 orang.

Pakistan membantah terlibat dalam serangan tersebut dan menyerukan dilakukan penyelidikan independen.

Islamabad memperingatkan pekan lalu tentang serangan udara yang akan datang dari tetangganya dan berulang kali menegaskan bahwa mereka akan merespons dengan kekuatan terhadap setiap agresi yang dilakukan India.

Tekanan internasional semakin besar terhadap kedua belah pihak — New Delhi dan Islamabad — yang telah terlibat dalam beberapa perang akibat sengketa wilayah Kashmir, untuk meredakan ketegangan.

Kedua pihak dilaporkan telah terlibat tembak-menembak setiap malam selama lebih dari seminggu di sepanjang Garis Kontrol Militer (Line of Control), yang merupakan perbatasan de facto, menurut sumber-sumber pertahanan India.

Sharif tunda kunjungan ke Malaysia

Kashmir yang mayoritas Muslim, dengan sekitar 15 juta penduduk, terbagi antara Pakistan dan India namun diklaim sepenuhnya oleh kedua negara.

Di sisi Pakistan, latihan darurat telah dilakukan di lapangan olahraga, warga diminta untuk menimbun persediaan makanan dan obat-obatan, sementara sekolah-sekolah agama ditutup.

Di Kashmir yang dikelola India, pencarian besar-besaran terhadap para pelaku penembakan terus dilakukan di seluruh wilayah, sementara warga yang tinggal di sepanjang perbatasan mulai mengungsi lebih jauh atau membersihkan bunker mereka karena khawatir akan terjadinya konflik.

Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, menunda kunjungan resmi ke Malaysia yang dijadwalkan pada Jumat, seiring dengan meningkatnya ketegangan, kata Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, pada Senin.

Kantor Sharif mengungkapkan bahwa kedua pihak berbicara pada malam Minggu dan Sharif "menyampaikan bahwa ia berharap dapat melakukan kunjungan resmi ke Malaysia di akhir tahun ini."

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, juga berada di Islamabad pada hari Senin untuk melakukan kunjungan resmi.

"Pakistan tengah menyampaikan kasusnya kepada negara-negara sahabat," kata Menteri Informasi Attaullah Tarar kepada wartawan dalam kunjungannya ke Kashmir yang dikelola Pakistan pada hari Senin.

SUMBER:AFP
Lihat sekilas tentang TRT Global. Bagikan umpan balik Anda!
Contact us