Menteri perdagangan Inggris dan India telah memulai pembicaraan selama dua hari untuk menyelesaikan lebih dari tiga tahun negosiasi mengenai perjanjian dagang, di bawah tekanan tambahan untuk mencapai kesepakatan akibat tarif yang diberlakukan Donald Trump pada ekspor ke Amerika Serikat.
Pada hari Senin, Menteri Perdagangan India Piyush Goyal menggambarkan hari pertama pembicaraannya dengan Menteri Perdagangan Inggris Jonathan Reynolds sebagai "produktif" dalam sebuah unggahan di X, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
India dan Inggris keduanya mencari kesepakatan bilateral dengan Amerika Serikat untuk menghapus beberapa tarif yang diberlakukan oleh Trump, yang telah mengubah sistem perdagangan global.
Krisis ini juga memperkuat fokus di London dan New Delhi pada pentingnya menyelesaikan kesepakatan perdagangan antara Inggris dan India.
"Pemerintah berkomitmen untuk mencapai kesepakatan yang tepat dengan India, yang akan meningkatkan akses bagi bisnis Inggris, mengurangi tarif, dan membuat perdagangan lebih murah serta lebih mudah," kata juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Pembicaraan ini dianggap mendekati penyelesaian, dengan putaran negosiasi terbaru diperpanjang untuk mencapai kesimpulan akhir.
Setiap kesepakatan harus mencakup kesepakatan mengenai tarif barang seperti wiski, produk pertanian, dan mobil, serta regulasi terkait produk farmasi dan investasi.
Pembicaraan perdagangan
Seorang sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan sebelum pertemuan hari Senin bahwa isu terkait wiski dan mobil, yang selama ini menjadi area sensitif di India, telah diselesaikan.
Area lain yang menjadi perdebatan adalah pengecualian bagi pekerja India dari kontribusi jaminan sosial Inggris, yang menurut Goyal akan diatur dalam perjanjian terpisah.
Inggris dan India memulai pembicaraan dagang pada Januari 2022, dengan Perdana Menteri saat itu Boris Johnson menjanjikan kesepakatan sebelum Diwali sepuluh bulan kemudian untuk menunjukkan keuntungan dari otoritas baru Inggris dalam menjalankan kebijakan perdagangan sendiri setelah keluar dari Uni Eropa.
Namun, kemajuan terbukti tidak merata, dengan Starmer kini menjadi perdana menteri Inggris keempat yang memimpin negosiasi ini.
Pemerintah Partai Buruhnya telah berjanji untuk membuat kemajuan menuju kesepakatan, dan Reynolds, yang mengunjungi India pada Februari untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan, mengatakan bahwa mencapai kesepakatan adalah "prioritas utama".
Kedua pihak mengatakan bahwa imigrasi, yang merupakan topik sensitif secara politik di Inggris, tidak akan menjadi bagian dari pembicaraan dagang, meskipun ketentuan untuk mempermudah profesional tinggal sementara untuk perjalanan kerja dapat menjadi bagian dari kesepakatan apa pun.
