Investor legendaris Warren Buffett pada Sabtu (4/5) mengumumkan rencananya untuk pensiun dari posisinya sebagai CEO Berkshire Hathaway pada akhir 2025. Ia menunjuk Greg Abel, tangan kanannya selama bertahun-tahun, sebagai penerus.
Buffett (94) menyampaikan kabar tersebut dalam pertemuan tahunan pemegang saham di Omaha, Nebraska. Ia mengatakan sudah waktunya bagi Abel, 62, untuk memimpin perusahaan konglomerat yang ia bangun selama lebih dari setengah abad.
“Greg akan menjadi CEO pada akhir tahun,” ujar Buffett. “Saya tetap akan ada di sana dan mungkin berguna dalam beberapa hal, tetapi semua keputusan akhir—baik dalam operasional, alokasi modal, atau lainnya—akan berada di tangannya.”
Buffett telah lama menyebut Abel sebagai calon penerus utama, dan menyatakan yakin dewan direksi akan “dengan suara bulat mendukung” transisi ini.
Ia membeli Berkshire Hathaway pada 1960-an ketika masih merupakan perusahaan tekstil menengah, dan mengubahnya menjadi konglomerat bernilai lebih dari $1 triliun, dengan aset likuid sekitar $300 miliar. Kemampuannya menjelaskan strategi investasi secara sederhana membuatnya dijuluki “The Oracle of Omaha.”
‘Penyihir Wall Street’
Peter Cardillo dari Spartan Capital Securities menyebut Buffett sebagai “Penyihir Wall Street,” dan menilai pengumuman ini meredakan kekhawatiran pasar soal suksesi.
“Ini bisa dilihat sebagai kabar baik bagi investor yang selama ini bertanya-tanya siapa yang akan menggantikannya,” ujar Cardillo kepada AFP.
Pada hari yang sama, Berkshire melaporkan laba kuartal pertama sebesar $9,6 miliar—turun 14 persen dari tahun sebelumnya. Sementara itu, menurut Forbes, kekayaan bersih Buffett kini mencapai $168,2 miliar.
“Saya tidak berniat menjual satu pun saham Berkshire Hathaway. Saya akan mewariskannya nanti,” kata Buffett, yang disambut tepuk tangan meriah. “Saya yakin prospek Berkshire akan lebih baik di bawah Greg daripada di tangan saya.”
Abel bergabung dengan Berkshire pada 1992 melalui divisi energi dan telah duduk di dewan direksi sejak 2018. Ia dianggap memiliki pemahaman mendalam soal operasional dan filosofi investasi Buffett.
“Greg dan timnya akan memikul tanggung jawab besar, dan mereka punya cadangan kas besar yang bisa dimanfaatkan,” kata Steve Sosnick dari Interactive Brokers. “Ini benar-benar akhir dari sebuah era.”
Perdagangan 'tidak seharusnya menjadi senjata'
Dalam pidatonya, Buffett juga mengkritik kebijakan tarif Presiden Donald Trump tanpa menyebut nama. Ia menegaskan bahwa “perdagangan tidak seharusnya menjadi senjata.”
“Perdagangan bisa menjadi bentuk perang,” katanya, menyoroti risiko perlambatan pertumbuhan global akibat proteksionisme.
Dua bulan sebelumnya, dalam wawancara dengan CBS, Buffett menyebut tarif sebagai “pajak atas barang” dan menolak klaim bahwa tarif adalah sumber pendapatan yang tidak menyakitkan. “Peri Gigi tidak membayar pajak itu,” candanya.
Buffett menyerukan agar AS terus berdagang secara terbuka. “Dunia bisa makmur bersama. Semakin makmur mereka, semakin baik juga bagi kita,” katanya. Ia memperingatkan bahaya sikap superioritas dan isolasionisme dalam hubungan internasional.
“Ketika Anda punya 7,5 miliar orang yang tidak menyukai Anda dan hanya 300 juta yang membanggakan diri, itu bukan posisi yang bijak,” ujarnya.
Menurutnya, dibandingkan dinamika global seperti ini, gejolak pasar keuangan hanyalah “hal kecil yang tak seberapa.”